Chapter 4: Bab 4: Jalan Seorang Petarung
Bab 4: Jalan Seorang Petarung
Sooho berdiri di tengah medan pertempuran, napasnya memburu.
Di hadapannya, Goblin yang baru saja menebasnya kini terlihat lebih lambat, gerakannya lebih mudah diprediksi.
Tubuh Sooho telah menjadi lebih kuat setelah [Rebirth], tetapi ia menolak untuk mengandalkan kematian sebagai alat peningkatan. Jika ia terus bertarung tanpa teknik yang baik, cepat atau lambat ia akan menemui kematian yang tidak bisa ia hindari.
"Aku harus berubah."
Dengan tekad baru, Sooho menggenggam belatinya lebih erat. Kali ini, ia tidak akan mati lagi.
Menghadapi Monster dengan Teknik
Goblin itu mengayunkan belatinya ke arah Sooho.
Namun, kali ini Sooho tidak hanya menghindar secara naluriah—ia membaca pola serangan musuhnya.
Goblin memiliki lengan yang lebih pendek dibanding manusia.
Serangannya agresif tapi kurang akurat.
Ia selalu membuka celah setelah tebasan ketiga.
Sooho mengamati, menunggu, dan kemudian menyerang balik dengan presisi.
Ketika tebasan ketiga Goblin meleset, Sooho segera menyelinap ke sisi kanan, menebas lehernya dengan cepat.
Darah hijau menyembur.
Goblin itu jatuh tanpa sempat membalas.
"Berhasil!"
Sooho tidak percaya betapa jauhnya perbedaan antara hanya bertarung secara naluriah dan bertarung dengan teknik yang benar.
"Jika aku bisa memanfaatkan ini… aku tidak perlu mati lagi hanya untuk menjadi lebih kuat."
Ia mulai tersenyum.
Mengembangkan Gaya Bertarung
Setelah pertarungan itu, Sooho mulai menguji berbagai teknik bertarung.
Kecepatan dan kelincahan menjadi keunggulannya.
Gerakan menghindar dan membaca pola musuh menjadi fokus utama.
Serangan yang presisi lebih efektif daripada menyerang secara membabi buta.
Namun, ia menyadari satu hal: belati bukanlah senjata terbaik untuknya.
"Aku butuh sesuatu yang bisa lebih menyalurkan kekuatanku setelah setiap kali aku bangkit kembali."
Sooho mulai berpikir untuk mencari senjata yang lebih sesuai dengan gaya bertarungnya—sesuatu yang bisa memanfaatkan kekuatan fisiknya yang terus meningkat.
Raid Dungeon Berlanjut
Sementara Sooho sibuk mengembangkan teknik bertarungnya, timnya terus melaju ke dalam Dungeon.
Namun, semakin dalam mereka masuk, semakin kuat musuh yang mereka hadapi.
Park Dong-Sik, sang pemimpin, tiba-tiba berhenti. Wajahnya menegang.
Di depan mereka, satu sosok besar berdiri di tengah lorong sempit.
Seekor Hobgoblin—monster yang jauh lebih kuat daripada Goblin biasa.
Sooho merasakan ketegangan dalam tim.
"Bisakah aku menghadapi ini tanpa harus mati?"
Dengan tangan yang masih menggenggam belati, Sooho bersiap menghadapi pertarungan terbesarnya sejauh ini.
…