Chapter 2: Mulai Bangkit
Werew
Di dalam gua yang sunyi, Arvid dan Lina berdiri berdampingan, saling berpandangan. Kegelapan malam terasa begitu dalam, seolah menelan semua suara di sekitar mereka. Langkah kaki The Hunter semakin terdengar jelas, menghampiri gua dengan kecepatan yang tak terduga. Waktu mereka hampir habis.
"Kita tidak bisa hanya bersembunyi," kata Arvid dengan suara serak, tak bisa menahan kecemasannya. Ia bisa merasakan getaran tanah dari langkah besar The Hunter, suara gemuruh yang hampir membuat dinding gua bergetar.
"Aku tahu." Lina memandangnya, wajahnya serius, matanya penuh tekad. "Itulah sebabnya aku memanggilmu ke sini. Aku berharap kamu bisa mempercayai aku."
Arvid mengerutkan kening. "Maksudmu apa?" Ia hampir tidak bisa mendengar suaranya sendiri karena langkah-langkah itu semakin dekat, semakin besar.
"Kamu tidak tahu siapa aku sebenarnya," Lina berkata perlahan, matanya seakan melihat jauh ke dalam kegelapan. "Dan lebih penting lagi, kamu tidak tahu siapa The Hunter yang sebenarnya."
Arvid merasa sesuatu yang tidak beres. Sebuah perasaan yang tak bisa dijelaskan memenuhi hatinya. "Apa maksudmu? Kamu bukan hanya seorang pemburu?"
Lina menggelengkan kepala dengan wajah yang penuh penyesalan. "Aku memang keturunan pemburu, tapi aku bukan hanya itu, Arvid. Aku juga... aku juga bagian dari keluarga yang dulu bersekutu dengan The Hunter. Kami berdua terikat dengan sebuah perjanjian yang sudah berlangsung ribuan tahun."
Arvid terdiam, bingung. "Bersekutu? Tapi... kenapa kamu... kenapa kamu ingin membantuku?" Dia menatap Lina, merasakan kebingungan yang semakin mendalam.
Lina menarik napas panjang. "Karena aku tahu, Arvid. Aku tahu kamu adalah satu-satunya yang bisa menghentikan The Hunter. Kita semua sudah terperangkap dalam perjanjian ini, dan hanya ada satu cara untuk memutusnya."
"Apa itu?" Arvid bertanya dengan suara pelan, meskipun tubuhnya merasakan gemuruh yang semakin kuat, hampir seolah-olah ada kekuatan yang menariknya ke dalam kegelapan.
Lina tidak menjawab langsung. Alih-alih, dia mengangkat tangannya, memperlihatkan sebuah cincin di jari tengahnya. Cincin itu tampak biasa, namun ada simbol aneh yang terukir di permukaannya. Sebuah simbol yang tidak pernah Arvid lihat sebelumnya—sebuah simbol yang menyerupai punggung serigala dengan mata yang tajam.
"Itu..." Arvid tertegun, teringat akan legenda yang pernah didengarnya. "Itu simbol dari keluarga The Hunter!"
Lina mengangguk. "Betul. Cincin ini adalah kunci untuk mengaktifkan perjanjian itu, dan hanya dengan memutuskan hubungan antara kita dan The Hunter, kamu bisa bebas dari kutukanmu."
Arvid hampir tidak bisa mempercayai kata-katanya. "Tapi bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?"
Lina menatapnya dengan tatapan penuh keyakinan. "Kamu harus mengenakan cincin ini, Arvid. Hanya dengan itu kamu bisa melawan The Hunter. Perjanjian itu hanya bisa diputus dengan cara ini—dengan kamu mengambil kekuatan yang sebenarnya ada dalam dirimu."
Tetapi sebelum Arvid bisa merespons, suara langkah kaki The Hunter semakin dekat. Kali ini, suara itu terdengar semakin besar, semakin dekat. Sesuatu yang gelap, yang tak bisa Arvid gambarkan, datang untuk menuntut perjanjian yang sudah lama terlupakan.
"Apa yang akan terjadi jika aku mengenakan cincin itu?" Arvid bertanya dengan ragu, merasa cemas akan apa yang akan datang.
Lina hanya menjawab dengan suara yang hampir tak terdengar. "Kamu akan tahu siapa dirimu sebenarnya."
Namun, saat itu juga, The Hunter muncul di pintu gua. Sosoknya besar, tinggi, dengan mata yang berkilauan seperti api. Badannya tertutup pelindung hitam, membuatnya terlihat seperti bayangan yang lebih besar dari kegelapan itu sendiri. Cakar-cakar besar dan taringnya memancarkan aura menakutkan.
Arvid merasa tubuhnya kembali bergetar. Nalurinya yang buas mulai muncul. Tapi kali ini, ia tahu—ia tahu bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar pertempuran fisik. Sesuatu yang bahkan lebih dalam dari kutukan bulan purnama yang selama ini mengikatnya.
"Kamu sudah siap?" Lina bertanya, suaranya hampir seperti bisikan di telinga Arvid. "Sekarang, hanya ada satu pilihan."
Tanpa memberi waktu untuk berpikir, Arvid meraih cincin dari tangan Lina dan memakainya di jarinya. Begitu cincin itu menyentuh kulitnya, sebuah ledakan energi mengalir ke seluruh tubuhnya. Seketika, tubuhnya merasakan perubahan yang lebih hebat daripada sebelumnya. Cahaya biru kehijauan mulai mengelilingi tubuhnya, dan wajahnya berubah—mungkin bukan menjadi serigala lagi, melainkan sesuatu yang lebih kuat. Sesuatu yang lebih besar dari yang pernah dia bayangkan.
"Apa yang... terjadi padaku?" Arvid berteriak, merasa tubuhnya mengeras, penuh dengan kekuatan yang tak terduga.
"Kamu baru saja membebaskan dirimu, Arvid." Lina tersenyum dengan senyum yang penuh makna. "Sekarang, kamu bukan lagi seorang manusia serigala. Kamu adalah bagian dari garis yang jauh lebih tua—salah satu pemburu sejati. Dan sekarang, The Hunter... adalah musuhmu."
Namun, tiba-tiba, sebuah tawa rendah dan mengerikan terdengar dari belakang. The Hunter mulai melangkah maju, dan untuk pertama kalinya, Arvid merasa dirinya tidak takut lagi. Justru, ia merasa ada kekuatan yang lebih besar mengalir dalam dirinya.
"Kamu pikir bisa menghentikanku?" suara The Hunter bergema, begitu dalam dan menakutkan. "Kamu baru saja membuka pintu yang tak bisa kamu tutup, Arvid. Dan sekarang, kamu akan menyesal."
Dengan cincin yang baru dikenakan, Arvid berdiri di hadapan The Hunter. Tapi kali ini, ia tahu—pertempuran ini akan mengungkapkan rahasia yang lebih gelap daripada yang bisa ia bayangkan. Siapakah sebenarnya Arvid? Siapa yang akan keluar sebagai pemenang dalam pertempuran yang telah lama ditakdirkan ini?
**
Cincin itu juga menyala di jarinya, Arvid merasakan kekuatan yang mengalir dalam dirinya. Tubuhnya tidak lagi terasa seperti seorang serigala biasa. Ada sesuatu yang lebih kuat, lebih primitif, yang terbangun dalam dirinya—sesuatu yang lebih dari sekadar makhluk buas. The Hunter yang berdiri di depan mereka memandang Arvid dengan tatapan yang penuh ketegangan.
"Kamu... lebih dari yang aku kira," kata The Hunter dengan suara rendah, hampir seperti berbisik. Meskipun sosoknya besar dan menakutkan, ada kegelisahan di matanya yang menunjukkan bahwa dia merasakan ancaman dari Arvid yang baru bangkit. Arvid bisa merasakan aura kekuatan yang luar biasa dalam dirinya. Ini adalah kesempatan yang sangat langka—dan bisa jadi yang terakhir.
Lina berdiri di sampingnya, matanya tidak pernah lepas dari The Hunter. "Ini saatnya, Arvid. Perjuangkan takdirmu. Jangan biarkan dia mengendalikan segalanya." Suara Lina begitu tegas, meskipun ada getaran halus dalam nada suaranya, seperti ada ketakutan yang tak bisa dia sembunyikan.
Arvid menatap cincin di jarinya, dan dalam sekejap, bayangan masa lalu berkelebat di pikirannya. Ia melihat dirinya sendiri—seorang anak muda yang tidak tahu apa-apa tentang kekuatannya, yang tumbuh di antara manusia dan serigala, dilahirkan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar dari dirinya sendiri. Sekarang, ia tahu, ia adalah bagian dari garis pemburu yang telah ada sejak zaman dahulu—garis yang berjuang untuk menjaga keseimbangan dunia, bahkan jika itu berarti menghancurkan dirinya sendiri.
Mata Arvid berkilau, penuh dengan tekad. "Aku tidak akan membiarkanmu menang," kata Arvid dengan suara yang lebih dalam dari sebelumnya. Suara serigala yang menggeram mengalir dari dalam dirinya, tetapi kali ini, lebih menggetarkan, lebih kuat. Ia merasa ada kekuatan besar yang siap meledak keluar, lebih besar dari yang bisa dibayangkan oleh The Hunter.
Tiba-tiba, The Hunter bergerak cepat, lompatan besar menuju Arvid dengan cakar terhunus. Arvid tidak terkejut—ia sudah siap. Dengan kekuatan yang baru ditemukan, ia melompat ke samping, menghindari serangan yang hampir memporak-porandakan batu di belakangnya. "Kau tidak bisa menghindar dariku selamanya, Arvid," The Hunter mendengus, matanya penuh dengan amarah. Tetapi kali ini, Arvid merasa ada sesuatu yang lebih kuat dalam dirinya—sesuatu yang lebih hebat dari apapun yang The Hunter bisa bayangkan.
Dengan penuh perhitungan, Arvid memusatkan energi yang kini mengalir dalam tubuhnya. Cincin itu bersinar semakin terang, dan tiba-tiba, tubuh Arvid berubah. Bukan menjadi serigala lagi, tetapi lebih kuat—lebih cepat—sebuah wujud yang sulit dijelaskan. Di dalam diri Arvid, kekuatan kuno yang telah lama terkubur mulai bangkit. "Ini saatnya," bisik Lina, menyaksikan dengan tatapan tak percaya. "Perjuangkan takdirmu, Arvid. Jangan ragu."
Arvid, dengan kekuatan baru yang tak terbayangkan, menghadapi The Hunter dalam pertempuran yang menentukan. Namun, di balik semua ini, sebuah rahasia tersembunyi lebih dalam—sesuatu yang bisa mengubah segalanya, bahkan takdir mereka semua.
Bersambung