Chapter 5: Chapter 5: Labirin Keberuntungan
Ray berdiri di depan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di pusat kota. Gedung ini dikenal sebagai "The Fortuna Tower", markas besar resmi TOTO8000 yang megah dan penuh teka-teki. Dari luar, bangunan itu tampak seperti simbol kesuksesan, tetapi Ray tahu kebenaran di baliknya – sebuah labirin rahasia yang menyimpan misteri gelap dari Project Fortuna.
Dengan bekal informasi dari dokumen di gedung tua dan foto-foto yang ia simpan, Ray menyamar sebagai salah satu staf teknologi untuk menyusup ke dalam gedung. Kartu identitas palsu yang ia dapatkan dari kontaknya di pasar gelap berhasil membuatnya melewati keamanan di pintu masuk.
Di dalam The Fortuna Tower
Lorong-lorong di dalam gedung terasa dingin dan sepi. Setiap langkah Ray bergema di sepanjang lantai marmer yang memantulkan cahaya lampu kristal di langit-langit. Dengan berpura-pura memeriksa tablet di tangannya, ia mengikuti petunjuk dari dokumen yang ia temukan sebelumnya. Tujuannya jelas: ruang kendali utama yang tersembunyi di lantai 47.
Namun, gedung itu seperti labirin. Setiap lantai memiliki sistem pengamanan unik, mulai dari sensor gerak hingga kamera pengintai canggih yang mampu mengenali wajah. Ray harus bergerak cepat dan tepat. Ia menggunakan aplikasi yang ia kembangkan sendiri untuk meretas kamera keamanan dan menciptakan celah di sistem pengawasan.
Saat ia mendekati lift menuju lantai 47, seorang wanita dengan setelan jas hitam mendekatinya. Wajahnya terlihat tajam dan penuh kewaspadaan. Namanya Eliza, kepala keamanan TOTO8000.
"Anda staf baru di divisi teknologi?" tanya Eliza dengan nada curiga.
Ray berusaha tetap tenang. "Ya, saya ditugaskan untuk memeriksa jaringan di lantai atas. Ada laporan tentang koneksi yang tidak stabil."
Eliza menatapnya selama beberapa detik yang terasa seperti selamanya, lalu akhirnya mengangguk. "Baik. Jangan terlalu lama di sana. Sistem kami sensitif terhadap gangguan."
Ray mengangguk sambil tersenyum tipis, lalu masuk ke dalam lift. Begitu pintu lift tertutup, ia menghela napas panjang. Tangannya bergerak cepat pada panel lift, menggunakan perangkat kecil untuk mengakses lantai tersembunyi yang tidak tertera pada tombol.
Ruang Kendali Utama
Pintu lift terbuka ke sebuah ruangan besar yang dipenuhi layar-layar raksasa. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja bundar dengan proyeksi holografik jaringan Nexus yang terus berputar. Data-data yang ditampilkan begitu kompleks, tetapi Ray mengenali pola-pola yang ia pelajari sebelumnya.
Ia mendekati meja itu dan mulai menghubungkan tablet miliknya ke sistem Nexus. Ia harus menemukan jalan untuk mengunduh data dan mematikan sistem tanpa terdeteksi. Namun, saat ia mulai bekerja, sebuah suara terdengar dari belakangnya.
"Kau benar-benar nekat, Ray."
Ray berbalik dengan cepat. Leonard berdiri di sana, dengan senyum penuh percaya diri. Di sampingnya, Eliza memegang pistol yang diarahkan ke Ray.
"Aku tahu kau akan sampai di sini. Nexus sudah memprediksinya," kata Leonard sambil berjalan mendekat. "Tapi yang tidak bisa kupahami adalah mengapa kau masih berusaha. Kau tahu ini hanya akan berakhir buruk bagimu."
Ray menggertakkan giginya. "Aku tidak peduli seberapa kuat Nexus. Aku akan memastikan semua orang tahu apa yang kalian lakukan di sini."
Leonard tertawa kecil. "Kau tidak mengerti, Ray. Nexus bukan hanya alat. Ini adalah masa depan. Kami tidak hanya mengendalikan perjudian, kami menciptakan peluang. Kami menciptakan takdir."
Ray memanfaatkan momen itu untuk menekan tombol di tablet miliknya. Sistem Nexus mulai terganggu, dan proyeksi holografik di meja berubah menjadi serangkaian angka acak yang kacau.
"Apa yang kau lakukan?!" Leonard berteriak.
"Memastikan takdirmu berubah," jawab Ray dengan dingin.
Eliza hendak menarik pelatuk pistolnya, tetapi sebelum ia sempat melakukannya, alarm darurat berbunyi. Ruangan itu dipenuhi lampu merah yang berkedip, dan suara otomatis mengumumkan: "Sistem Nexus dalam mode darurat. Aktivasi ulang diperlukan."
Ray mengambil kesempatan itu untuk melompat ke balik meja dan mencari jalan keluar. Namun, Leonard tidak akan membiarkan dia pergi begitu saja.
"Kejar dia! Jangan biarkan dia kabur!" teriak Leonard.
Labirin Keberuntungan
Ray berlari melalui lorong-lorong yang saling terhubung, seperti labirin tanpa ujung. Setiap belokan terasa seperti jebakan, dengan penjaga yang mulai muncul dari berbagai arah. Namun, Ray tetap tenang. Ia menggunakan peta internal gedung yang ia dapatkan dari dokumen sebelumnya untuk menemukan jalan menuju pintu darurat.
Ketika ia hampir sampai di pintu keluar, sebuah suara menghentikannya. Leonard berdiri di ujung lorong, memegang tablet yang terhubung langsung ke Nexus.
"Kau tidak akan pernah menang, Ray. Nexus sudah tahu semua langkahmu," kata Leonard sambil menekan sesuatu di tabletnya.
Lorong itu tiba-tiba dipenuhi gas putih, seperti yang terjadi di gudang sebelumnya. Ray menahan napas dan berlari sekuat tenaga menuju pintu darurat. Dengan sisa tenaga terakhir, ia berhasil menerobos keluar dan menghirup udara segar di malam yang dingin.
Di kejauhan, sirene polisi mulai terdengar. Ray tahu ia belum sepenuhnya aman, tetapi ia juga tahu satu hal: data yang ia ambil dari Nexus cukup untuk membuka jalan menuju kejatuhan TOTO8000.
Permainan ini belum selesai. Namun, untuk pertama kalinya, Ray merasa ia memiliki peluang nyata untuk menang.